Minggu, 04 Juli 2010

Mengoprek Santai Lirik Lagu Peterpan Lewat Buku

CARA seseorang mengapresiasikan rasa kekaguman pada suatu karya mungkin bisa berbeda-beda. Ada yang mengoleksi karya-karya sang idola ada juga yang menuliskan lewat buku harian.

Namun, bagi penulis Rayni N. Marssardi bentuk kekagumannya terhadap lagu-kagu group band idolanya, Peterpan ia coba ekspresikan lewat sebuah buku yang kemudian diberi judul "Ngoprek 'Santai' Syair Lagu dari Taman Langit sampai Tak Ada yang Abadi.

Buku setebal 150 halaman dan diterbitkan oleh Fikahati itu, Senin malam diluncurkan di Warung Prestasi, Bulungan, Jakarta. Buku keenam Rainy ini, diakuinya yang paling menyita energi dan waktu karena pembuatannya selama 18 bulan.

Mungkin karena disini ia menuliskan tentang seseorang yang terkenal, punya banyak fans, dan sangat dikaguminya sehingga ia melakukannya sepenuh hati.

"Saya berani membuat semua ini karena terlalu yakin bahwa musik Peterpan adalah salah satu musik Indonesia yang terbaik, sempurna baik lirik, musik, maupun performance. Inilah yang telah mencuri perhatian dan hati saya," cerita Rayni saat peluncuran bukunya.

Rasa kesukaan Raini terhadap Peterpan itu, ia tuangkan dalam analisis singkat, sederhana, dan santai yang disebutnya ala Rayni 36 syair ciptaan Ariel. Raini juga menyebut bukunya ini sebagai bentuk penghargaan terhadap hasil karya Ariel Peterpan

Ternyata bukan merupakan proses yang mudah untuk melahirkan buku ini karena sebelum buku ini terbit, Rainy banyak mendapat penolakan dari berbagai penerbit. "Ketika saya menawarkan ke beberapa penerbit, ada yang bilang Peterpan bakal diuntungkan, penulisan nggak lazim, atau apalah, yang intinya menolak karya saya. Hingga akhirnya saya memutuskan mencetak sendiri buku ini atau ke penerbit independen," jelasnya.

Banyak yang mempertanyakan apakah Rainy sudah minta ijin sebelum mempublikasikan buku ini? "Saya sudah mengontak Bu Acin , pemilik Musica Studio dan bertemu langsung, lalu saya serahkan draft buku ini. Saya juga sudah menelpon manajer Peterpan tapi tidak ada jawaban. Pokoknya saya sudah berusaha menghubungi semuanya," ujar Rainy.

Karena niat baiknya ingin menampilkan buku berisi penafsiran subyektif sejumlah lirik lagu Peterpan, tak ada tanggapan, akhirnya Rainy mengambil keputusan untuk menghilangkan seluruh syair utuh dari lagu-lagu itu agar tidak salah menafsirkan dan tidak ada yang merasa dirugikan," lanjut wanita kelahiran Brussel, Belgia 29 Mei 1957. Hingga akhirnya terbitlah buku itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar