Sabtu, 09 Januari 2010

Jubah Menghilang di temukan

Penggemar Harry Potter mungkin akan senang karena ilmuwan Purdue University akhirnya bisa membuat jubah ajaib yang mampu menyamarkan orang-orang yang mengenakannya. Jubah ajaib dalam film fiksi itu bisa membuat benda hilang seketika dari pandangan. Dalam kisah, alat itu kerap menyelamatkan Harry Potter dari kejaran musuhnya. Fisikawan memecahkan masalah persamaan matematika yang kompleks untuk membuat benda tampak menghilang dengan membelokkan cahaya di sekitar jubah.

Grup ilmuwan di Purdue University, Indiana, sekarang menggunakan perhitungan yang sama untuk merancang alat yang relatif lebih sederhana. Bahkan nantinya, jubah ajaib itu diperkirakan bisa menghilangkan benda sebesar pesawat terbang. Rancangan tersebut hanya membutuhkan jarum logam kecil yang dipasang ke dalam benda kerucut berbentuk sisir pada sudut dan jarak tertentu yang mampu menyebabkan cahaya menembus jubah.. Hal ini bisa membuat segala sesuatu di dalam jubah tersebut tidak kelihatan karena cahaya yang diteruskan tidak lagi memantulkan citra benda. “Tampilannya sangat mirip dengan yang dilihat dalam film fiksi. Namun, jubah ini bekerja berdasarkan hukum Fisika,? kata pemimpin penelitian Prof teknik elektro dan komputer Purdue University Vladimir Shalaev. Shalaev menambahkan, dia ingin membuat benda itu berbentuk mirip jubah ajaib Harry Potter. Jubah tersebut juga tidak berat karena memiliki hanya sedikit komponen logam.

Dari Pennsylvania Andrea Al dan Nader Engheta dari Universitas Pennsylvania di Philadelphia mengatakan bahwa bahan yang mereka sebut ‘plasmonic cover’ bisa membuat suatu benda nyaris tak terlihat. Gagasan mengenai bahan itu memang masih berupa proposal, namun apa yang mereka utarakan di dalamnya masuk akal dan tidak menyalahi aturan fisika manapun. “Konsep yang mereka sampaikan sangat menarik dan memiliki potensi untuk diterapkan,” kata John Pendry, fisikawan di Imperial College, London, Inggris. “Metode ini bisa digunakan misalnya pada teknologi siluman (stealth) dan kamuflase.” Sebenarnya para ilmuwan sejak lama berusaha mengembangkan bahan-bahan untuk membuat suatu benda menjadi tidak tampak. Namun kebanyakan dari mereka menggunakan prinsip bunglon, yakni dengan meniru latar belakang suatu benda, sehingga benda seolah menghilang.

Ray Alden dari North Carolina misalnya, pernah mengembangkan sistem yang bisa menampilkan pemandangan latar belakang suatu benda pada permukaan benda tersebut. Para ilmuwan di Tokyo juga menggunakan prinsip serupa, dimana pemandangan di belakang benda diproyeksikan di bagian depan, sehingga benda seolah tembus panda. Namun ‘jubah ajaib’ Al dan Engheta lebih dari sekedar proyektor seperti itu. Ia memiliki struktur yang bisa mengurangi kenampakan benda dari semua sudut pandang. Pendek kata, model ini bisa dibayangkan seperti sistem yang dipakai Romulans dalam film Star Trek “Balance of Terror” tahun 1966, dimana sebuah pesawat ruang angkasa bisa dibuat menghilang dalam sekejap.

Kunci konsep ini adalah mengurangi hamburan dan pantulan cahaya. Seperti diketahui, kita bisa melihat suatu benda karena cahaya yang dipantulkannya. Bila pantulan ini bisa dihalangi (dan bila benda tidak menyerap cahaya) maka ia akan menjadi tak terlihat. Nah, Al dan Engheta mengurangi pantulan pada layar plasmonic dengan meresonansikannya selaras dengan cahaya tampak. Plasmon sendiri adalah gelombang kepadatan elektron, yang timbul bila elektron-elektron pada permukaan suatu logam bergerak berirama. Para ilmuwan mengatakan bahwa permukaan bahan plasmonic ini akan memantulkan sedikit sekali cahaya bila frekuensi cahaya yang dijatuhkan mendekati frekuensi resonansi plasmon. Pantulan yang kecil itu dengan sendirinya membuat benda tak tampak.Untuk cahaya tampak, alam telah menyediakan bahan plasmonic, yakni emas dan perak. Sedangkan untuk mengurangi pantulan radiasi panjang gelombang yang lebih tinggi seperto gelombang mikro, bisa dipakai metamaterial: struktur elektromegnatik yang dibuat dari gulungan kabel.

Perhitungan Al dan Engheta menunjukkan bahwa objek berbentuk silinder yang dilapisi bahan plasmonic akan sedikit saja memantulkan cahaya. Diduga, bila benda seperti itu diterangi cahaya dengan panjang gelombang tepat, ia bakal tampak kecil, sedemikian kecil sehingga tak terlihat.. Meski begitu, Pendry mengingatkan bahwa konsep di atas memiliki banyak batasan. Perlakuan yang diberikan untuk tiap objek yang ingin “dihilangkan” berbeda-beda, bahkan objek tertentu mungkin hanya bisa digunakan untuk cahaya dengan panjang gelombang tertentu pula. Artinya, objek yang tidak terlihat dalam cahaya merah, mungkin tetap terlihat dalam cahaya biasa.. Yang lebih penting lagi, efek menghilang ini hanya muncul bila panjang gelombang cahaya yang dipantulkan ukurannya kira-kira sama dengan benda yang akan dihilangkan. Dengan demikian, penghilangan terhadap cahaya tampak (yang panjang gelombangnya amat kecil) hanya mungkin diterapkan pada objek-objek mikroskopis. Ini sama artinya bahwa teknologi plasmonic tidak bisa dipakai untuk menyembunyikan manusia atau kendaraan dari mata. Meski begitu, cara ini secara teori bisa dipakai untuk menyembunyikan pesawat mata-mata misalnya, dari sensor atau teleskop yang menggunakan radiasi panjang gelombang tinggi, bukan cahaya tampak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar